Sabtu, 26 Mei 2012

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA : Perlunya Kesadaran Tinggi


Di era globalisasi ini tingkat kehidupan manusia semakin bertingkat, tak terkecuali tingkat pendidikan. Karena tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi status sosial kita di mata masyarakat.
Mahasiswa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari negara ini karena peran pentingnya yang begitu besar terhadap majunya sebuah peradaban yang sedang dibangun oleh bangsa ini. Peradaban yang mempunyai cita cita luhur dan mulia, yaitu menuju Indonesia yang makmur dan sejahtera. Selain itu Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat.  Itulah yang saya rasakan, mahasiswa benar-benar menjadi SESUATU yang lebih dimata masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dan sebagainya. Sehingga mahasiswa dapat seharusnya memiliki idealisme.
            Bila kita lihat Tri Dharma Perguruan Tinggi dimana kita lihat sekarang ini, telah banyak fungsi serta peran mahasiswa yang sedikit bergeser pada koridornya. Ketika negara ini membutuhkan para pemimpin yang bertanggung jawab dan komitmen tinggi tak bisa langsung di jawab lantang oleh mahasiswa. Mahasiswa Sebagai “Iron Stock, Guardian of Value, serta Agent of Change seharusnya dimiliki oleh setiap mahasiswa.
·         Iron stock yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya
·         Guardian of value berarti mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat.
·         Agent of Change artinya adalah mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan.
            Ketika kita menjadi seorang mahasiswa sudah menjadi tanggung jawab bagi kita semua untuk melakukan itu semua. Apalagi kita adalah institusi negeri, dimana sebagian dari biaya kuliah kita disubsidi dari uang rakyat, sudah sepatutnya kita melakukan hal tersebut.

Ketika disinggung kembali tentang hal diatas, apa yang terbayang dibenak kawan-kawan sekalian? Apakah kita sudah melaksanakan itu semua?
Tentu saja sebagian besar mungkin belum, karena banyak beban di fikiran kita. Selain kita harus konsentrasi terhadap kuliah kita dan IP yang ditargetkan tinggi serta fungsi dan peran mahasiswa yang sesungguhnya. Telah terjadi sedikit pembunuhan karakter pada diri kita, waktu kuliah yang panjang, dan tugas yang belum tentu bisa dikerjakan dalam satu malam telah menjadikan kita mahasiswa yang taat hanya pada tugas dan kurang perduli terhadap lingkungan kita. Kita lihat 3 poin pada Tri Darma Perguruan Tinggi, mungkin telah banyak yang melaksanakan poin 1 dan 2, tetapi apakah poin 3 kita telah lakukan?
Pengabdian kepada masyarakat, dimana kita menjadi golongan yang spesial dalam masyarakat. Memang telah banyak hal yang telah diberikan oleh mahasiswa bagi masyarakat dan bangsa indonesia, tapi ada beberapa hal yang sedikit kontradiksi. Kita lihat di tayangan televisi, hampir setiap hari terjadi unjuk rasa. Benar hal itu adalah lumrah ketika kita menjadi seorang mahasiswa yang notabenenya harus kritis, tetapi apakah kawan-kawan pernah berfikir tentang aksi anarkis yang telah terjadi? Kios-kios yang dirusak, pedagang yang dagangannya dirampas, para supir kendaraan umum yang harus berputar lebih jauh dari daerah unjuk rasa. Apakah pernah berfikir seperti itu? Pernah berfikir kalau orang-orang tersebut tak bekerja akan seperti apa? Tentu saja hal ini hanya untuk mahasiswa yang demikian, tapi tetap saja kita sendiri yang akan terkena imbasnya. Mahasiswa sedikit dicap miring oleh masyarakat, mahasiswa yang seharusnya menjadi pelindung bagi rakyat, ternyata malah sebaliknya.
Serta muncul lagi isu-isu mahasiswa yang ditumpangi oleh ormas-ormas serta partai politik, dimana mereka menjadi angkot yang ditumpangi oleh para penguasa untuk sampai ditahtanya. Apakah kita tidak malu? Para mahasiswa dikendalikan oleh ormas-ormas serta partai politik, yang pada awalnya hanya berdiskusi biasa,  menjadi merasa organisasi tersebut baik, dan akhirnya kita terpengaruh oleh organisasi yang seharusnya bukan pada tempatnya. Mahasiswa yang seharusnya menjadi orang-orang kritis dan netral terhadap politik, bukan berarti kita golput tetapi kita harus bisa memilah dan memilih mana pemimpin yang memang benar untuk bangsa ini.
Sekarang apa solusinya?
Solusi paling singkatnya adalah kita harus mengembalikkan citra yang baik kita terhadap masyarakat, kembali ke peran dan fungsi kita yang sesungguhnya. Selebihnya menjadi tanda tanya besar.(Asrizal/2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar