Di era globalisasi ini tingkat kehidupan
manusia semakin bertingkat, tak terkecuali tingkat pendidikan. Karena tingkat
pendidikan seseorang akan mempengaruhi status sosial kita di mata masyarakat.
Mahasiswa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari negara ini
karena peran pentingnya yang begitu besar terhadap majunya sebuah
peradaban yang sedang dibangun oleh bangsa ini. Peradaban yang mempunyai cita
cita luhur dan mulia, yaitu menuju Indonesia
yang makmur dan sejahtera. Selain itu Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang
berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya,
mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Itulah
yang saya rasakan, mahasiswa benar-benar menjadi SESUATU yang lebih dimata masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh
kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dan sebagainya. Sehingga mahasiswa
dapat seharusnya memiliki idealisme.
Bila
kita lihat Tri Dharma Perguruan Tinggi dimana kita lihat sekarang ini, telah
banyak fungsi serta peran mahasiswa yang sedikit bergeser pada koridornya.
Ketika negara ini membutuhkan para pemimpin yang bertanggung jawab dan komitmen
tinggi tak bisa langsung di jawab lantang oleh mahasiswa. Mahasiswa
Sebagai “Iron
Stock”, “Guardian of Value”, serta “Agent of Change” seharusnya dimiliki oleh setiap
mahasiswa.
·
Iron stock yaitu mahasiswa
diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak
mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya
·
Guardian of value berarti mahasiswa
berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat.
·
Agent of Change artinya adalah mahasiswa sebagai
agen dari suatu perubahan.
Ketika
kita menjadi seorang mahasiswa sudah menjadi tanggung jawab bagi kita semua
untuk melakukan itu semua. Apalagi kita adalah institusi negeri, dimana
sebagian dari biaya kuliah kita disubsidi dari uang
rakyat,
sudah sepatutnya kita melakukan hal tersebut.
Ketika
disinggung kembali tentang hal diatas, apa yang terbayang dibenak kawan-kawan
sekalian? Apakah kita sudah melaksanakan itu semua?
Tentu
saja sebagian besar mungkin belum, karena banyak beban di fikiran kita. Selain
kita harus konsentrasi terhadap kuliah kita dan IP yang ditargetkan tinggi
serta fungsi dan peran mahasiswa yang sesungguhnya. Telah terjadi sedikit
pembunuhan karakter pada diri kita, waktu kuliah yang panjang, dan tugas yang
belum tentu bisa dikerjakan dalam satu malam telah menjadikan kita mahasiswa
yang taat hanya pada tugas dan kurang perduli terhadap lingkungan kita. Kita
lihat 3 poin pada Tri Darma Perguruan Tinggi, mungkin telah banyak yang
melaksanakan poin 1 dan 2, tetapi apakah poin 3 kita telah lakukan?
Pengabdian kepada masyarakat, dimana kita menjadi
golongan yang spesial dalam masyarakat. Memang telah banyak hal yang telah
diberikan oleh mahasiswa bagi masyarakat dan bangsa indonesia, tapi ada
beberapa hal yang sedikit kontradiksi. Kita lihat di tayangan televisi, hampir
setiap hari terjadi unjuk rasa. Benar hal itu adalah lumrah ketika kita menjadi
seorang mahasiswa yang notabenenya harus kritis, tetapi apakah kawan-kawan
pernah berfikir tentang aksi anarkis yang telah terjadi? Kios-kios yang
dirusak, pedagang yang dagangannya dirampas, para supir kendaraan umum yang
harus berputar lebih jauh dari daerah unjuk rasa. Apakah pernah berfikir
seperti itu? Pernah berfikir kalau orang-orang tersebut tak bekerja akan
seperti apa? Tentu saja hal ini hanya untuk mahasiswa yang demikian, tapi tetap
saja kita sendiri yang akan terkena imbasnya. Mahasiswa sedikit dicap miring
oleh masyarakat, mahasiswa yang seharusnya menjadi pelindung bagi rakyat,
ternyata malah sebaliknya.
Serta muncul lagi isu-isu mahasiswa yang ditumpangi
oleh ormas-ormas serta partai politik, dimana mereka menjadi angkot yang
ditumpangi oleh para penguasa untuk sampai ditahtanya. Apakah kita tidak malu?
Para mahasiswa dikendalikan oleh ormas-ormas serta partai politik, yang pada
awalnya hanya berdiskusi biasa, menjadi
merasa organisasi tersebut baik, dan akhirnya kita terpengaruh oleh organisasi
yang seharusnya bukan pada tempatnya. Mahasiswa yang seharusnya menjadi
orang-orang kritis dan netral terhadap politik, bukan berarti kita golput
tetapi kita harus bisa memilah dan memilih mana pemimpin yang memang benar
untuk bangsa ini.
Sekarang apa
solusinya?
Solusi paling singkatnya adalah kita harus mengembalikkan
citra yang baik kita terhadap masyarakat, kembali ke peran dan fungsi kita yang
sesungguhnya. Selebihnya menjadi tanda tanya besar.(Asrizal/2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar